Friday, 10 June 2016

Tips Jitu Menata Jendela Rumah

Inspirasi Ala Kolonial Versus Indonesia

Sebelum ke topik, yuk mari simak kisahnya. Yupz..bagi yang pernah menyambangi kota Semarang, pasti tahu dengan bangunan seribu pintu. Terletak di tengah pulau Jawa, Semarang menjadi salah satu 5 kota terbesar di Indonesia.
Nah...ketika masuk dikota Semarang, tentu kita diperkenalkan dengan salah satu destinasi wisata sejarah yang wajib dikunjungi saat berada di kota lumpia ini. Sebuah bangunan tua bekas milik kolonial Belanda. Gedung ini oleh orang Jawa Tengah dinamakan Lawang Sewu yang artinya seribu pintu. Oya..bukan berarti jumlah pintunya seribu, tapi saking banyaknya maka disebutlah lawang sewu. 
Lawang Sewu merupakan bukti sejarah cikal bakal perkereta apian di Indonesia. Kala itu, bangunan ini menjadi tempat kantor dan stasiunnya kereta api. Saat memasuki areal bangunan, mata kita akan tertegun mana kala melihat indahnya arsitektur yang menakjubkan nan megah.
Dalam perjalanan mengelilingi sudut ruangan, saya terus terkagum-kagum dengan arsitektur yang luar biasa. Disepanjang ruangan terdapat banyak pintu, namun entah kenapa mata saya tertuju aneh pada satu hal. Terdapat lah jendela-jendela yang tertata terbalik tidak pada umumnya.
Saya menghampiri dan menerawang lebih dekat. Tak ayal, penasaran ini pun tak terbendung lagi. Akhirnya, saya memanggil guide yang telah menuntun kami disetiap ruangan bangunan tersebut, kendati saya juga lupa namanya. Heheuntitled-1-copy.jpg.jpeg
Ketika saya bertanya perihal jendela tersebut, ia sontak menjawab lancar dengan penjelasan sederhana namun masuk akal bagi saya. Setidaknya ada 3 hal mendasar kenapa jendela tersebut ditata terbalik, yakni :
  1. Agar udara segar masuk tanpa membawa debu ke ruangan. Udara masuk terpantulkan oleh kaca ke atas ruangan dan meninggalkan debu yang selanjutnya jatuh ke tanah oleh kemiringan jendela. Jika dibandingkan dengan desain Indonesia, udara hanya bisa masuk dari tanah ke atas tanpa terpantul di kaca dan praktis membawa debu bersamanya ke dalam ruangan,
  2. Desain ini akan menyulitkan pemilik rumah untuk membuang sampah melalui jendela, sementara di Indonesia kita di manjakan untuk membuang sampah melalui jendela karena aksesnya lebih mudah,
  3. Mempersulit pencuri atau orang yang berniat jahat masuk dalam rumah melalui jendela.
Sembari menunjukkan jendela tersebut, ia juga menjelaskan bahwa sebetulnya desain kita yang salah. Arsitek Belanda, sudah jauh sebelumnya memikirkan arsitektur yang efektif dan cocok bagi iklim kita. Namun justru oleh kita sendiri, di modifikasi tanpa alasan jelas. Ia menambahkan, bahwa kita orang Indonesia memang mempunyai kreatifitas yang tinggi sembari melempar senyum pada saya.
Ok..selanjutnya, bagi agan yang sedang dan akan membangun rumah mungkin pengalaman ini bisa menjadi pertimbangan sebagai inspirasi.

No comments:

Post a Comment